Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

karya ilmiah

Peran, Fungsi, dan, Manfaat kebun karet dan kelapa sawit PTPN VII (persero) dalam mencegah dan mengatasi dampak Pemanasan Global

            Kata “Pemanasan Global” atau “Global Warming”, sepertinya tidak asing lagi kedengarannya oleh kita. Berita ini sangat menggemparkan dan menghebohkan sekali oleh seluruh penduduk didunia. Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang sangat berarti bagi penduduk biosfer ini. Banyak sekali yang di akibatkan pemanasan global ini. Mengingat banyaknya dampaknya pemanasan global ini, negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk mengurangi penyebab-penyabab pemanasan global, termasuk Indonesia. Dampak pemanasan global tidak memandang bulu, kaya, miskin, maju atau berkembangnya suatu Negara tetapi menyeluruh.

            Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global pembuangan emisi gas CO2 ke atmosfer secara berlebihan. Karena CO2 dibuang secara berlebihan di atmosfer, mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca di bumi. Sekarang ini Benua Amerika bagian Utara (AS dan Kanada) menyumbang 36% dari seluruh gas buang CO2 di dunia, Uni Eropa 13,2%, Cina 12,4%, Rusia dan bekas pecahannya 6,7%, Jepang 5%, India 3,3%, dan Korea Selatan 2,4%. Gabungan negara-negara industri maju (24 negara) tersebut telah memberi kontribusi 80% gas karbon buangan dunia. Sementara 20% sisanya dibagi rata kepada 159 negara lainnya. Inilah penyebabnya terjadinya efek rumah kaca.

            Efek rumah kaca ini mengakibatkan suhu di bumi terus meningkat. Kalau dibiarkan terus-menerus seperti ini akan mengakibatkan suhu di bumi terus meningkat. Es yang ada di kutub akan mencair dan mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Ketinggian air laut meningkat 4-8 inci (10-20 cm) pada akhir abad lalu dan tinggi air laut di seluruh dunia rata-rata meningkat sekitar 14 cm dalam 10 tahun terakhir. Naiknya permukaan air laut ini dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil dan daratan di sekitar pantai. Bahkan, misalnya 1 meter kenaikan air laut dapat membanjiri area rendah di seluruh dunia, dari Florida hingga Bangladesh. Naiknya suhu di udara dapat mengubah arah angin sehingga dapat mengubah iklim di dunia. Perubahan kecil saja pada temperatur bumi, dapat mempunyai suatu efek yang besar. Suhu bumi saat ini telah meningkat 1.4 derajat dalam 127 tahun terakhir ini. Coba bayangkan apa yang terjadi jika bumi terus-menerus seperti ini?


Bagaimanakah cara pencegahannya?
            Pencegahan dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan. Pemicu semakin parahnya pemanasan global ialah sampah plastik, karena sampah plastik butuh waktu 1000 tahun untuk terurai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Dalam proses penguraiannya tersebut, timbul siklus kimiawi yang membuat bumi semakin panas.
            Ada lagi. Konsumsi kertas di dunia sungguh tidak seimbangnya dengan sumber-sumber alam yang menyediakan bahan bakunya. Sebagai contoh, untuk 10 kg kertas Koran yang siap dijual membutuhkan 1 pohon yang waktu tumbuhnya mencapai 10 tahun. Apalagi untuk ukuran kebutuhan kertas yang sangat banyak. Lebih para lagi kini ketersediaan bahan baku kertas di alam sudah mulai menipis. Inilah yang menyebabkan pohon-pohon yang menyerap CO2 menjadi langkah dan susah dicari. Untuk itu kita harus menghemat sehemat mungkin dalam menggunakan kertas. Kita dapat mendaur ulang kertas-kertas tersebut agar dapat digunakan kembali dan tidak merusak pohon.
            Cara lain mencegah pemanasan global ialah dgn melakukan penghijauan. Penghijauan ialah mengaktifkan kembali pohon-pohon yang sudah mati atau yang sudah ditebang agar dapat hidup dan dapat menyerap CO2 menjadi O2 yang berguna bagi makhluk hidup. Perlu kesadaran khusus oleh setiap insan agar dapat mengurangi pemanasan global.
            Sepertinya, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) sangat mendukung dalam upaya mencegah dan mengatasi pemanasan global. Perusahaan Negara ini mempunyai lahan luas yang ditanami dengan pohon karet dan kelapa sawit yang dapat digunakan untuk mengubah CO2 menjadi O2 sehingga udara dapat menjadi lebih segar dan lebih bersih. Karena udara bersih dan segar maka makhluk hidup yang ada di bumi menjadi lebih sehat. Dalam hal ini, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) sudah sangat mendukung dalam pencegahan pemanasan global.
            Dalam upaya pencegahan pemanasan global PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) melakukan sesuatu yang dapat mencegah dan mengurangi pemanasan global yang sudah dapat dikatakan “parah” dengan menanam tumbuhan hijau, seperti halnya pohon karet dan kelapa sawit. Pohon karet dan kelapa sawit dapat menyerap dan menetralisi gas yang ada di udara menjadi bermanfaat bagi makhluk hidup khususnya manusia. Dalam hal ini pohon karet dan kelapa sawit bertugas mengubah gas CO2 menjadi O2. Karena CO2 yang menyebabkan efek rumah kaca ini berkurang maka setidaknya PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) telah berupaya menanggulangi bahaya dari pemanasan global. Ditambah lagi dengan lahan yang luas, pohon karet dan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) lebih luas lagi dalam halnya menyerap CO2.
            Sekarang ini di depan rumah saya yang terletak di depan Afdeling 3 yang sekarang berubah menjadi Afdeling 4  Betung, Banyuasin telah ditanamin dengan tanaman kelapa sawit yang baru. Setelah tanaman kelapa sawit yang lama tidak berproduksi lagi, kelapa sawit itu diganti dengan kelapa sawit yang baru. Saya dapat membayangkan jika sawit-sawit ini tumbuh dan besar, berapa besar CO2 yang dapat diserap oleh kelapa sawit tersebut ditambah lagi dengan lahan yang lumayan luas kian tambah besar lagi CO2 yang dapat diserapnya.
            Lingkungan di sekitar tempat tinggal saya di kelilingi oleh tumbuhan hijau yang ditanam oleh PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII) dari yang paling jauh Betung Krawo, Betung Kota, hingga daerah Tebenan yang terkenal dengan pohon karetnya. Sungguh luas bukan lahan pertaniannya. Jika seluruh PT. Perkebunan yang berada di Indonesia atau seluruh di dunia melakukan penghijauan seperti PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VII), bumi atau biosfer ini lama-kelamaan akan kembali pulih seperti sedia kala. Marilah kita menyadari akan pentingnya tanaman hijau di sekitar lingkungan kita. Karena kalau kita sudah menyadari akan pentingnya tanaman hijau, kita telah berpartisipasi dalam menanggulangi akibat dari pemanasan global.




            Tanaman atau pohon karet dan kelapa sawit sebenarnya bukan sekedar hanya untuk mencegah dampak pemanasan global, tetapi limbah-limbahnya pun dapat di manfaatkan menjadi barang yang berguna bagi manusia dan lingkungan sekitar. Misalnya, serat tandan kelapa sawit dapat digunakan untuk isi sofa dan jok. Isi jok sofa itu berasal dari Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang di urai halus. Penelitian ini telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor. Hasilnya menyatakan jok sofa yang di isi dengan TKKS lebih awet dan tahan lama.

            TKKS ialah penyebab bau busuk dan tempat bersarang lalat. Itulah sebabnya orang menganggap TKKS adalah barang yang tak berguna. Padahal TKKS memiliki banyak sekali manfaat yang tidak di ketahui banyak orang. Salah satu di antaranya diolah menjadi media sumber pakan ternak. Caranya, limbah kelapa sawit dibasahi air, kemudian disimpan di dalam kaleng besar dan dibiarkan terbuka 3-4 hari. Serangga buah bakal datang ke dalam kaleng dan bertelur. Selang 2-3 pekan telur serangga berubah menjadi belatung alias magot. Jika magot dikeringkan dan digiling menghasilkan tepung. Tepung magot menjadi pengganti tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Kadar protein yang terkandung dalam tepung magot itu mencapai 40%. Jadi limbah-limbah sawit tak lagi menjadi masalah yang mencemari lingkungan.
            Demikian juga dengan pohon karet, daun-daun yang berjatuhan dari dahan karet akan menjadi pupuk alami bagi karet itu sendiri. Bagi orang zaman dulu karet yang kering atau yang telah mati dapat digunakan menjadi kayu bakar alternatif. Jadi, limbah-limbah tanaman tersebut jika dimanfaatkan sebaik mungkin dapat menguntungkan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Posting Komentar

3 Komentar